Klikpos.net/Bogor-Wali Kota Bogor Bima Arya bersama Ketua TP PKK Kota Bogor Yane Ardian menghadiri deklarasi Kampung Seuri (Sehat untuk Reproduksi) dan Kampung Germas (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) di RW 07, Kelurahan Empang, Kecamatan Bogor Selatan, Rabu (1/9/2021).
Dalam kesempatan tersebut juga dibentuk duta-duta perwakilan warga mulai dari remaja hingga lansia yang akan bertugas sebagai edukator untuk melakukan sosialisasi, pencegahan dan tindak lanjut terhadap penyakit yang terjadi pada masa usia reproduksi, baik menular maupun tidak menular.
Yane Ardian mengatakan, masih banyak orang tua yang merasa tidak nyaman atau tabu untuk membicarakan tentang reproduksi kepada anak-anaknya. Padahal, kurangnya edukasi terhadap hal yang berkaitan dengan reproduksi nyatanya bisa memicu terjadinya hal-hal yang tak diinginkan.
“Dengan adanya Kampung Germas dan Kampung Seuri ini, bayangkan di sebuah wilayah yang perempuannya, ibu-ibunya sehat reproduksinya itu berarti kualitas hidupnya secara subyektif dan kualitas perkawinannya bagus. Jadi artinya kampanye sehat reproduksi itu harus betul-betul semuanya sosialisasikan dan dukung dengan sangat baik,” ungkap Yane.
Ia menambahkan, kesehatan reproduksi juga bukan melulu soal wanita. “Jadi, saya selalu titip ke Pokja 4 PKK, tolong berikan sosialisasi kepada bapak-bapaknya juga. Karena yang menjaga reproduksi ibu-ibunya adalah bapak-bapaknya turut andil. Saya sebagai Ketua Yayasan Kanker Indonesia juga ternyata banyak sekali kasus-kasus kanker karena suami yang tidak menjaga reproduksi istrinya,” jelasnya.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno berharap, dengan dibentuknya Kampung Germas dan Kampung Seuri ini bisa mendorong masyarakat untuk lebih berperilaku hidup bersih dan sehat serta terciptanya keluarga sehat dan sejahtera.
“Dan dari survei PHBS rumah tangga untuk Kota Bogor pada 2020, masih ada 33,7 persen warga yang belum berperilaku hidup bersih dan sehat. Untuk itu perlu kita lakukan inovasi-inovasi, terus menggerakan masyarakat bagaimana pola hidup bersih sehat itu bisa diimplementasikan sehari-hari. Salah satu wujud nyatanya dengan pembentukan Kampung Germas ini,” terang Retno.
Kegiatan Germas dalam PHBS antara lain, melakukan olahraga, mengonsumsi sayur dan buah, tidak merokok, tidak mengonsumsi minuman beralkohol, memeriksa kesehatan secara rutin, membersihkan lingkungan, dan menggunakan jamban sebagai sarana membuang kotoran.
Terakit Kampung Seuri, Retno menyebut pengetahuan tentang reproduksi mulai dari anak-anak, remaja, pasangan usia subur, bahkan lansia, sangat penting untuk mempersiapkan generasi seterusnya.
“Angka kanker masih cukup tinggi untuk wanita, baik serviks (kanker leher rahim) maupun Carcinoma mammae (kanker payudara). Sehingga dalam upaya Kampung Seuri ini ada beberapa hal yang perlu ditekankan, bagaimana memelihara alat reproduksi kita dengan baik, bagaimana kita mencegah supaya tidak ada perkawinan usia remaja, dan bagaimana pengaturan jarak kehamilan itu juga penting,” ujarnya.
“Lalu, bagaimana deteksi dini di dalam kanker serviks maupun payudara yang di Kota Bogor ini masih mendominasi. Tentu dengan IVA Test akan kita galakkan dalam upaya deteksi dini. Kemudian juga CBE (Clinical Breast Examination) juga akan terus kita galakkan. Upaya ini mudah-mudahan bisa menurunkan angka kanker di Kota Bogor,” tandas Retno.
Sementara itu, Bima Arya menitipkan pesan kepada para penggiat Kampung Seuri dan Kampung Germas ini. “Saya titip beberapa hal. Yang pertama adalah organisasi. Jadi organisasi harus bergerak terus. Dinas, PKK, Camat, Lurah itu kunci. Kalau organisasinya tidak jalan, dinasnya tidak berkolaborasi dengan wilayah, ini tidak akan bisa. Lurahnya tidak nyambung sama RT/RW, tidak akan bisa juga. Jadi kata kuncinya organisasi. Organisasi harus rapi. Sama-sama kita harus rapikan,” ungkap Bima.
Kedua, lanjutnya, adalah partisipasi. “Duta-duta di wilayah ini harus bergerak di wilayah. Semua local champion itu pasti karena partisipasinya keren. Jadi, Pak Lurah, Pak Camat, harus mendeteksi siapa nih local champion-nya, jangan hanya berpatokan RT/RW saja. Tapi anak-anak mudanya juga harus digerakan,” jelasnya.
Ketiga, kata Bima, adalah publikasi. “Ini penting. Segala macam, mau flyer digital, spanduk, di IG, Facebook, Youtube, video-video di WhatsApp, koran, apa saja semuanya dimaksimalkan supaya sampai ini tentang kesehatan reproduksi. Jadi, organisasi, partisipasi, publikasi. Mudah-mudahan ini bisa menjadi contoh terbaik,” pungkasnya. (Taufik/Adenan)