Klikpos.net/Bekasi-Neta Saputra Pane yang dikenal sebagai pengamat kepolisian sekaligus Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) meninggal dunia di sebuah rumah sakit di Kota Bekasi, pukul 10.40 WIB, Rabu (16/06/2021).
Neta menghembuskan nafas terakhirnya setelah dirawat di rumah sakit tersebut karena terkena Covid-19 sejak 5 Juni 2021 lalu.
Kepergiannya membuat sejumlah kerabat terkejut. Terlebih, beberapa hari lalu teman dekatnya lewat media sosial mengabarkan adanya perkembangan yang menggembirakan dari penanganan tim dokter rumah sakit.
Neta S Pane (baju pink) bersama rekan usai audiensi dengan Walikota Bekasi Rahmat Effendi (baju kuning), belum lama ini (dok. Bekasi Pos).
Namun, ternyata pagi ini Tuhan memanggil pria asal Tapanuli Selatan yang pernah memimpin sejumlah media massa nasional itu telah puluhan tahun tinggal di Rawalumbu, Kota Bekasi itu.
Pihak keluarga masih menunggu hasil tes PCR dari RS yang dilakukan Rabu pagi — yang diperkirakan akan keluar pada sore hari. Bila hasil tes menyebut masih positif Covid, kemungkinan besar pada Rabu malam almarhum langsung dimakamkan di TPU Padurenan, Mustikajaya, Kota Bekasi.
Namun, bila hasil PCR ternyata sudah negatif Covid, info yang berhasil dihimpun almarhum akan disemayamkan di rumah duka di Jl. Lumbu Timur, Rawalumbu, Kota Bekasi dan baru dimakamkan keesokan harinya, Kamis (17/6).
Pegang Komitmen
Almarhum dikenal sosok yang berintegritas dan memegang teguh komitmen. Bahkan, saat menggelar resepsi pernikahan di sebuah gedung di Rawapanjang, beberapa tahun lalu, panitia sama sekali tidak menyediakan tempat memberikan sumbangan sebagaimana para pejabat atau orang kebanyakan.
Banyak yang kaget dengan kebijakan yang tak biasa itu, tapi banyak pula yang memaklumi langkahnya memproteksi diri dari pengaruh pihak lain.
Almarhum sepertinya tak mau memanfaatkan dan dimanfaatkan pihak mana pun. Sekalipun para tamu undangan yang datang malam itu kebanyakan datang dari para pejabat tinggi di negeri ini.
Di kalangan teman-teman jurnalis sendiri, Neta S Pane dikenal pengamat yang paling mudah dihubungi kapan saja dan di mana pun berada. Jiwa kewartawanannya yang diasah dari bawah membuatnya kuat terpatri dalam dirinya.
Tahun lalu, penulis bersama Neta S Pane sempat bertemu dengan Walikota Bekasi Rahmat Effendi di sebuah kafe di bilangan Kemang Pratama, Bekasi. Pertemuan yang lebih bersifat silaturahmi juga membahas berbagai permasalahan perkotaan, khususnya di bidang hukum dan pendidikan.
Neta S Pane mengapresiasi berbagai upaya dari Walikota Bekasi Rahmat Effendi, khususnya yang menginginkan Kota Bekasi punya universitas negeri (PTN) seperti daerah lain, seperti Depok, Bogor, Karawang dan lainnya. Kendalanya menurut Walikota di persoalan lahan.
Dari pertemuan tersebut, sebenarnya pada tahun ini dijadwalkan ada pertemuan lanjutan. Namun, rupanya takdir berkata lain. Neta S Pane lebih dulu dipanggil sang Khalik.
“Innalillahiwainailaihi rojiun,” ucap Walikota Bekasi, Rahmat Effendi lewat pesan singkat WhatsApp begitu mendapat kabar kepergian Neta Pane, Rabu pagi ini. (Mar/Fik)