Klikpos.net – Penjabat (Pj) Wali Kota Bogor, Hery Antasari hadir dalam The 46th IPB Strategic Talks Tata Ruang dan Perkotaan yang dilaksanakan oleh Direktorat Kajian Strategis dan Reputasi Akademik IPB University dan Pemrakarsa Forum Tata Ruang dan Perkotaa, di Gedung Andi Hakim Nasoetion, Kampus IPB University Dramaga, Kabupaten Bogor, Kamis (17/10/2024).
Mengusung tema ‘Dinamika Tata Ruang dan Perencanaan serta Pembangunan Perkotaan di Indonesia’, Hery menyampaikan beberapa poin yang berkaitan dengan pengalamannya dari sisi tata ruang dan perkotaan.
Di antaranya mengenai Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) di setiap daerah dan kepemimpinan yang berbeda, serta perlunya dilakukan pembahasan serta tinjauan lapangan secara detail.
Selanjutnya adalah mengenai regulasi, perizinan, serta pemetaan masalah untuk menghasilkan solusi dalam tata ruang perkotaan.
Pembahasan lainnya yang disampaikan adalah mengenai aspek sosial ekonomi yang ada di masyarakat.
“Jadi, saya juga ingin mendengarkan apa yang ada dalam diskusi ini, serta ide-ide dan gagasan yang jika bisa diterapkan pada sisa waktu beberapa bulan ini. Pengalaman saya di daerah lebih kepada melaksanakan, melihat, memotret. Karena saya juga pernah melaksanakan penataan ruang sampai dengan pengendalian dan pemanfaatan,” ujarnya.
Apa yang disampaikan tersebut senada dengan latar belakang dilaksanakannya strategic talk tentang tata ruang perkotaan, yaitu interaksi penataan ruang dengan perencanaan pembangunan perkotaan harus tetap terjaga untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat perkotaan yang adil dan makmur untuk semua serta menjamin keseimbangan lingkungan hidup secara berkelanjutan.
Wakil Rektor III IPB University, Prof Ernan Rustiadi mengatakan bahwa dengan adanya forum diskusi ini, para teknokrat yang selama ini memiliki pengalaman atau sedang bekerja di bidang perencanaan tata ruang dan perkotaan bisa menyampaikan isu, ide, dan gagasan untuk menyelesaikan permasalahan tata ruang perkotaan bersama akademisi, profesional, dan unsur lainnya.
“Alhamdulillah, ada banyak masukan baik mengenai persoalan beserta solusinya, kemudian ide dan gagasan yang banyak disampaikan dalam diskusi,” ucapnya.
Ernan melanjutkan, pembahasan diskusi ini menjadi penting karena berdasarkan data BPS, penduduk perkotaan di Indonesia pada tahun 2020 sudah mencapai 56,7%. Statista (2024) memperkirakan pada tahun 2023 telah mencapai 58,6%, dan Bappenas memproyeksikan pada tahun 2045 akan mencapai 72,8%.
Hal ini berimplikasi besar pada perencanaan tata ruang dan pembangunan fasilitas, infrastruktur, serta ruang-ruang publik perkotaan yang memadai.
Salah satu masalah pembangunan perkotaan adalah ketidaktepatan alokasi pembiayaan pembangunan yang tidak proporsional secara kewilayahan, serta ke depannya pembiayaan pembangunan perkotaan tidak lagi dapat mengandalkan pinjaman lunak.
Sehingga, lanjutnya, dengan adanya diskusi ini merupakan wadah untuk memfasilitasi diskusi, merekam aspirasi, dan gagasan dengan tujuan untuk mendapatkan pemikiran serta gagasan terkait pemecahan masalah isu-isu penataan ruang dan perkotaan.
Diskusi ini juga menghasilkan konsep pengembangan penataan ruang dan perkotaan yang dapat mengantisipasi permasalahan tata ruang dan perkotaan, perubahan teknologi, dan sistem informasi guna mewujudkan peradaban kota yang berkelanjutan.
“Selanjutnya adalah menyusun rekomendasi sistem tata ruang dan perkotaan termasuk aspek kelembagaan perkotaan, merencanakan penulisan buku yang diperuntukkan bagi masyarakat umum dan pengambil kebijakan,” ujarnya. (Adenan M/Taufik BS)