Klikpos.net/Bogor – Kota Bogor menyatakan komitmennya untuk menangani Open Defecation Free (ODF) atau Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS).
Komitmen tersebut dilakukan dengan keikutsertaanya Kota Bogor dalam Deklarasi Komitmen SBS Jawa Barat bersama Kota Cimahi, Kabupaten Bogor, Kota Tasikmalaya, Kota Cirebon dan Kabupaten Majalengka yang dilaksanakan pada Opening Ceremony City Sanitation Summit XXI di Soreang, Kabupaten Bandung, Kamis (15/6/2023).
Deklarasi tersebut dihadiri oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah yang hadir bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor.
“Jadi hari ini kita mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh Aliansi Kabupaten-Kota Peduli Sanitasi (AKKOPSI). Jadi Sanitation summit ini pertemuan yang tujuannya adalah untuk mempercepat sanitasi di masing-masing kabupaten/kota. Nah, di Jawa Barat ini menjadi pionir untuk melakukan deklarasi komitmen bersama,” kata Syarifah.
Dalam City Sanitation Summit XXI ini tema yang diusung yakni implementasi SSK dan Pencapaian Akses Sanitasi Aman yang diisi oleh berbagai narasumber dari kementerian terkait dan juga sharing atau diskusi dan berbagi pengalaman dari kabupaten kota anggota AKKOPSI.
“Jadi yang dibicarakan itu mulai dari penanganan dan pengolahan sampah, kemudian mewujudkan air bersih bagi masyarakat, akses sanitasi yang aman hingga pada ujungnya Stop buang air besar sembarangan,” ujarnya.
Pemkot Bogor kata Sekda, telah melakukan dan terus berproses melakukan upaya agar masyarakat stop buang air besar sembarangan.
Upaya yang dilakukan pertama adalah melakukan validasi data dengan home visit by name by address sebagai upaya clearing data sehingga menghasilkan data yang valid.
Selanjutnya adalah membentuk penanggung jawab setiap kelurahan yang dikomandoi oleh kepala OPD untuk kemudian selanjutnya dicarikan solusi untuk mewujudkan sanitasi yang aman.
“Selain itu edukasi dan sosialisasi terus juga dijalankan. Dalam waktu dekat Kota Bogor akan deklarasi 17 lagi kelurahan bebas ODF. Jadi berbagai treatment terus kita upayakan untuk dilakukan tujuannya meningkatkan kelurahan ODF. Jadi setiap satu kelurahan itu ada pendamping yang bertugas edukasi, monitoring dan mencari solusi,” katanya.
Opening Ceremony City Sanitation Summit XXI di Soreang, Kabupaten Bandung dibuka Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan, Y.B Satya Sananugraha mewakili Menteri Koordinator PMK.
Membacakan sambutan Menko PMK, Satya menyampaikan apresiasi atas dilaksanakannya Sanitation Summit ke 21 sebagai upaya untuk bertukar pengalaman di bidang sanitasi, memperkuat kemitraan, peningkatan pemahaman konsep kabupaten/kota sehat serta implementasi membangun komunikasi koordinasi dan sinergitas antar pemerintah daerah se-Indonesia.
Akses terhadap sanitasi aman merupakan prioritas nasional dan sangat erat dengan isue pembangunan lainnya, seperti kesehatan, kemiskinan dan pembangunan manusia.
Penyediaan sanitasi yang layak dan aman juga menjadi sangat penting dalam penurunan stunting pada batita dan balita serta anak di Indonesia.
“Target pemerintah untuk stunting adalah 14 persen di tahun 2024. Pada tahun 2022 posisi stunting saat ini berada di 21 persen. Percepatan bisa dilakukan dengan penyediaan air minum bersih dan akses sanitasi aman. Sehingga diperlukan pengelolaan daerah dan komitmen yang tinggi dari daerah untuk menyediakan air minum bersih dan sanitasi aman,” katanya.
Di dalam upaya percepatan sanitasi aman, maka diharapkan komitmen juga dibarengi dengan sinergi dan kolaborasi di sektor air bersih dan sanitasi dari seluruh multi pihak. Karena dukungan dan kolaborasi dari seluruh pemangku kepentingan untuk mendorong perubahan perilaku masyarakat dengan adanya proses pemantauan berbasis kontinuitas serta peningkatan kapasitas institusi dan layanan sanitasi meningkatkan komitmen kepala daerah dan pengembangan infrastruktur dan layanan sanitasi permukiman sesuai karakteristik dan kebutuhan daerah.
Ketua Umum AKKOPSI, Ahmed Zaki Iskandar mengatakan, sanitasi layak dan aman adalah salah satu kebutuhan dasar manusia yang sangat berpengaruh bagi kualitas sumber daya manusia.
Menurutnya kualitas sanitasi bisa berpengaruh pada kesehatan, gizi dan kondisi ekonomi masyarakat.
“Tantangan yang saat ini kita hadapi adalah bagaimana upaya menurunkan stunting menjadi 14 persen di tahun 2024 sesuai target prioritas bapak Presiden,” katanya.
Bupati Bandung, Dadang Supriatna berharap acara ini dapat melahirkan gagasan baru untuk pembangunan sanitasi layak di Indonesia dengan bersama-sama melahirkan ide dan gagasan baru untuk tercapainya pembangunan sanitasi layak di Indonesia. (Adenan M)