Klikpos.net/Bogor-Wali Kota Bogor, Bima Arya menyampaikan 5 faktor kunci bagi Kota Bogor untuk terus melangkah maju menuju kota yang toleran sekaligus menjadi kunci keberhasilan dalam mengelola masalah-masalah toleran. Dia menyebut, politik will atau komitmen politik dari pimpinan, kerangka hukum, kerja sama kelembagaan, penguatan simbol pesan kunci dan inisiasi-inisiasi yang bersifat melampaui teritori Kota Bogor.
“Politik will tidak hanya wali kota, tetapi juga camat, lurah, harus sama dan rata. It’s about leadership, kepemimpinan yang menjadi nomor satu. Siapapun nanti wali kota setelah saya harus memiliki komitmen yang kuat untuk melanjutkan semangat toleransi ini,” kata Bima Arya dalam acara Refleksi Akhir Tahun 2021 dan Sosialisasi PBM 2 Menteri serta Index Kerukunan Beragama Kota Bogor Tahun 2021 di Hotel Salak The Heritage, Jalan Ir. H. Juanda, Kota Bogor, Kamis (30/12/2021).
Untuk kerangka hukum dalam bentuk regulasi, Bima Arya menyatakan tidak boleh ada yang mencederai, bahkan harus terus menguatkan. Diturunkan oleh semua dinas dan dipahami oleh aparatur wilayah sebagai pengamanan.
“Pemerintah kota tidak bisa sendiri, harus bersama-sama. Tidak semua paham membumikan konsep moderasi, menguatkan toleransi, kita perlu dibantu,” sebut dia.
Penguatan simbol pesan kunci penting sekali untuk dilakukan secara terus menerus agar warga sadar bahwa kotanya terus bergerak menuju kota yang toleran. Kehadiran pemerintah di setiap perayaan umat beragama adalah simbol.
“Penguatan simbol ini bukan hal yang biasa, tapi penting sekali. Saat Idul Fitri Uskup Bogor mengunjungi rumah dinas, itu sesuatu. Ketika perayaan lain semua saling berkumpul, berkeliling, itu juga sesuatu. Penguatan simbol bukan hanya seremonial,” jelas Bima Arya.
Keberanian Kota Bogor menerima tawaran untuk menjadi tuan rumah Festival HAM akhir tahun 2022 ungkap Bima Arya sebagai inisiasi. Dia menegaskan harus banyak inisiasi di tingkat nasional yang dimunculkan agar ikhtiar yang dilakukan tidak stagnan atau bahkan mundur, namun semakin menguatkan keyakinan semua bahwa Kota Bogor menjadi yang terdepan sebagai kota toleran.
Menjadi tuan rumah Festival HAM tahun 2022 diharapkannya menjadi hajat semua pihak di Kota Bogor dan hadir inisiasi-inisiasi lain yang tidak sebatas seremoni atau diskusi.
“Penunjukkan ini bukan sekedar kita dianggap mampu secara teknis, tetapi juga sudah selesai secara ideologis dan memiliki komitmen yang kuat,” tegasnya.
Ketua FKUB Kota Bogor, Hasbulloh menyebutkan, terkait peningkatan toleransi dan kerukunan serta kebebasan dalam beragama, Kota Bogor terus berbenah. Salah satu wujudnya adalah persoalan yang pelik sudah mulai diselesaikan satu per satu. Dalam indeks kerukunan beragama Kota Bogor yang dilaksanakan FKUB bersama Kantor Kesbangpol Kota Bogor, dipaparkan kekuatan toleransi yang ada di kecamatan serta pada titik mana saja yang diperlukan adanya perbaikan dan sebagainya.
“Biasanya indeks kerukunan hanya sampai di level kota atau kabupaten, dalam RPJMD Kota Bogor sudah sampai ke level kecamatan. Tahun depan diharapkan sampai ke level kelurahan sehingga mampu mendeteksi persoalan-persoalan yang ada di masyarakat secara langsung,” kata Hasbulloh.
Di tahun 2022 FKUB bersama Kemenag Kota Bogor mengajak para tokoh agama untuk berpartisipasi dalam mempromosikan moderasi beragama di berbagai tingkatan, baik perangkat derah, satuan kerja pendidikan dan yang lainnya.
“Untuk mengawali tahun 2022 menjadi tuan rumah Festival HAM, FKUB Kota Bogor akan menyelenggarakan silaturahmi nasional,” ujar Hasbulloh.
Selain Bima Arya, hadir secara langsung dalam acara tersebut diantaranya Kepala Kemenag Kota Bogor, Ramlan Rustandi, dewan penasehat, camat, tokoh agama. Sementara para lurah bersama organisasi masyarakat dan sipil yang peduli kepada toleransi umat beragama mengikuti secara daring. (Adenan M)