11/10/2024
IMG-20220913-WA0000
Like
Like Love Haha Wow Sad Angry

Klikpos.net/Bogor – Peringatan sekaligus pencanangan Hari Kesehatan Gigi Nasional (HKGN) tingkat Kota Bogor kembali dilangsungkan tahun 2022 ini. Yakni bertempat di SD Negeri Dewi Sartika, Kelurahan Cibogor, Kecamatan Bogor Tengah, Senin (12/9/2022) pagi.

Puluhan siswa dan siswi SD Negeri Dewi Sartika juga simbolis melakukan sikat gigi bersama yang disaksikan langsung Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim didampingi Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Dinas Pendidikan (Disdik).

“Anak – anak ini adalah generasi penerus saat Indonesia Emas mendatang. Untuk itu kesehatan gigi menjadi penting untuk mendukung generasi emas tersebut. Gigi yang sehat, akan menjadikan anak – anak juga tumbuh dengan sehat,” kata Dedie.

Untuk itu, Dedie mengajak kepada seluruh siswa dan siswi untuk sadar menjaga kebersihan gigi dan mulut. Pun kepada para orang tua dan guru untuk terus mengedukasi tentang pentingnya membersihkan gigi dan mulut.

“Pulih bersama, sehat senyum Indonesia menjadi tema HKGN saat ini. Ini merupakan sebuah kegiatan yang mendorong persiapan bangsa kita menyambut Generasi Emas. Kalau kesehatan anak, termasuk gigi terus dikawal, maka generasi kita bisa unggul di semua lini kesempatan,” tambahnya.

Di tempat yang sama, Ketua PDGI Kota Bogor, Margaretha Kurnia mengatakan, upaya meningkatkan kesehatan gigi masyarakat merupakan tanggung jawab bersama yang diemban secara proporsional oleh seluruh komponen masyarakat.
Baik pemerintah, organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat, swasta dan komponen masyarakat lainnya.

“Kesehatan gigi dan mulut merupakan cermin atau gambaran secara menyeluruh dari kesehatan tubuh manusia. Banyak penyakit yang diderita oleh seseorang berawal dari masuknya kuman atau bakteri dalam rongga mulut manusia, gigi berlubang atau melalui penyakit gusi dan mulut” ungkap Margaretha.

Baca Juga:  Percepatan Penerbitan KTR, Bima Arya Sampaikan 5 Kunci Penegakan Perda KTR

Dari kurang sehatnya gigi dan mulut, bisa menyebabkan beragam penyakit. Seperti jantung, penyakit kulit, dan lain – lainnya. Hasil riset membuktikan, bahwa 93 persen anak Indonesia usia dini (5-6 tahun) mengalami gigi berlubang.

Hasil riset itu juga menjelaskan, bahwa rata – rata anak usia 5 atau 6 tahun itu mengalami gigi berlubang pada delapan giginya yang bisa mempengaruhi status gizi anak tersebut. Karena anak tersebut menolak untuk makan.

“Anak dengan gigi berlubang yang parah beresiko hampir dua kali lipat untuk terjadi stunting. Penyakit gigi berlubang pada gigi susu yang dibiarkan tidak terawat juga dapat menyebabkan stunting. Untuk itu upaya – upaya pencegahan harus digalakkan bersama,” serunya.

Masih kata Margaretha, program Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang dicanangkan tahun 2015 lalu tentang target anak Indonesia umur 12 tahun bebas gigi berlubang harus terus diwujudkan bersama pada tahun 2030. (Adenan Manurung)