Klikpos.net/Bogor – Ramah Cerebral Palsy (RCP) Bogor menggelar Peringatan World Cerebral Palsy (WCP) Day di Paseban Sri Baduga, Balai Kota Bogor, Minggu (23/10/2022).
Ratusan anak-anak Cerebral Palsy dari Kota dan Kabupaten beserta orangtuanya memeriahkan berbagai kegiatan WCP Day bersama Wali Kota Bogor, Bima Arya dan Ketua Tim Penggerak PKK Kota Bogor, Yane Ardian.
Ketua RCP Bogor, Milandari Khrisnawati mengatakan, Cerebral Palsy (CP) merupakan suatu keadaan (bukan penyakit) yang mempengaruhi perkembangan kontrol otot dan gerak, serta postur tubuh manusia yang mengakibatkan disabilitas permanen. Seperti kelemahan otot dan kekakuan (spastisitas). Kondisi ini harus dipahami seluruh elemen masyarakat untuk meningkatkan kepedulian terhadap penyandang Cerebral Palsy.
“Hari Cerebral Palsy diperingati setiap 6 Oktober, tujuan kegiatan ini untuk memberikan dukungan, merangkul keragaman dan memberi solusi masa depan bagi penyandang Cerebral Palsy,” ujar Milandari.
Ia menuturkan, anak-anak Cerebral Palsy sejak dini membutuhkan rehabilitasi dan intervensi multidisiplin untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Program rehabilitasi ini pun memerlukan latihan jangka panjang dan dilakukan secara berkala.
Sebagai yayasan berbadan sosial pihaknya merangkul 218 anggota di Kota dan Kabupaten Bogor untuk mengejar kemandirian anak dengan rutin melakukan terapi berbiaya terjangkau atau sekali terapi hanya membayar Rp 30 ribu saja.
“Secara rutin kami juga mengadakan kegiatan hydrotherapy, kegiatan sosial dan seminar demi meningkatkan kesadaran dan menginspirasi aksi Cerebral Palsy dan menjadikan Bogor sebagai tempat yang mudah diakses,” jelasnya.
Disamping itu, dukungan dan peran aktif dari instansi pemerintah, swasta dan masyarakat sangat dibutuhkan anak-anak Cerebral Palsy. Mulai dari pengadaan alat bantu anak, kebutuhan sehari-hari (sembako), biaya pendidikan serta kegiatan usaha untuk meringankan orang tua dari sisi ekonomi dan bekal anak melatih mandiri mengingat anak-anak penyandang Cerebral Palsy didominasi keluarga tidak mampu.
“Kami juga berharap Pemerintah Kota Bogor bisa mendirikan Sekolah Luar Biasa (SLB) khusus anak-anak Cerebral Palsy, karena mereka juga perlu belajar. Di Jakarta dan Solo sudah ada SLB D (Tuna Daksa),” katanya. (Adenan Manurung)