29/03/2024
Like
Like Love Haha Wow Sad Angry

Klikpos.net/Bogor – Ketua TP PKK Kota Bogor, Yane Ardian berbagi cerita dan pengalamannya turun menemui warga sejak suaminya, Bima Arya dilantik menjadi Wali Kota Bogor tahun 2014 silam.

Menurutnya menjadi istri kepala daerah secara otomatis dirinya menjabat sebagai Ketua TP PKK. Hampir setiap hari dirinya terjun ke wilayah menemui dan memberikan pembinaan kepada masyarakat tentang kesehatan, peningkatan ekonomi keluarga dan sebagainya. Saat turun, Yane dibantu para kader dan tenaga kesehatan. Berbagai fenomena sosial yang terjadi di masyarakat ditemukan.

Salah satunya pada awal menjadi Ketua TP PKK Kota Bogor, angka tingkat perceraian yang tinggi dan 70 persen yang menggugat adalah istri. Menghadapi fenomena tersebut, Yane mencoba mencari tahu penyebab dan apa yang harus dilakukan untuk menemukan solusinya.

“Menjadi istri kepala daerah saya harus menguasai banyak hal yang dan secara tidak langsung menjadi ‘jubir’ atau perpanjangan suara kepala daerah kepada masyarakat,” kata Yane saat menjadi pembicara seminar ‘Kenali Watak Agar Jiwa Tenang’ di Padjajaran Suites BNR, Kota Bogor, Senin (12/9/2022).

Yane bercerita pada tahun 2015, pertama kali dirinya mengenal dr. Aisah Dahlan saat mengikuti majelis taklim di wilayah Sentul, dimana materi yang disampaikan adalah tentang pemahaman Watak. Dengan memahami watak, baik istri atau suami, orang tua, anak maupun masyarakat maka akan saling mengerti.

“Saat materi disampaikan, saya catat dan saya rekam semuanya. Kemudian saya sampaikan ke anak pertama saya untuk latihan sebelum disampaikan ke ibu-ibu. Dan kelas 1 SMP anak saya mulai berani menularkan ilmu itu ke teman-temannya dan kelas 2 dia jadi konselor bagi teman-temannya. Ilmu memahami watak sangat bermanfaat dan saya terapkan dalam keluarga saya dan di tahun yang sama saya mengajak pengurus PKK Kota Bogor untuk berbuat sesuatu, bukan hanya pembinaan ke wilayah, tetapi sesuatu yang saat ini kita kenal dengan Sekolah Ibu. Dimana salah satu modulnya adalah tentang memahami watak manusia,” paparnya.

Baca Juga:  Babakti dan Ngumbah Kujang Meriahkan HJB ke-540

Sejak pertama diselenggarakan hingga saat ini, para ibu alumni Sekolah Ibu yang sudah terpapar materi memahami watak sebanyak 8 ribu orang.

“Pembangunan fisik, ada uang ada barang. Berbeda dengan pembangunan karakter, ada uang belum tentu karakter terbangun, selain itu memerlukan tahapan demi tahapan,” ujarnya.

Karena itu menurut Yane, kegiatan-kegiatan seperti seminar ini harus sering diadakan untuk mempersiapkan, mendukung dan menyongsong Indonesia Emas 2045 atau satu abad Indonesia.

“Pada dasarnya sumber daya manusia itu lebih utama dari apapun,” jelasnya. (Adenan Manurung)