Klikpos.net/Bogor – Final Push To The Max’ untuk menguatkan komitmen menyelesaikan dan mengerjakan secara optimal target program yang sudah direncanakan menjadi tema dalam Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor di Leuweung Geledegan Ecolodge, Kabupaten Bogor, Minggu (21/5/2023).
Pembukaan Rakerda diawali dengan sesi warga bicara yang menghadirkan perwakilan warga untuk berbicara mengenai pandangan terhadap pembangunan, penataan dan pelayanan di Kota Bogor serta curhat dan harapan untuk Kota Bogor yang lebih baik.
Dalam Rakerda Kota Bogor, kuatkan komitmen di 224 hari sisa masa jabatan kepemimpinan Wali Kota Bogor, Bima Arya dan Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim dibahas sejumlah program kerja dan target yang akan dicapai.
Di awal Rakerda, Wali Kota Bogor, Bima Arya menyampaikan terima kasih atas kebersamaan dalam menata Kota Bogor.
Bima Arya mengatakan bahwa hidup merupakan momentum antara kecepatan dan kekuatan (Speed and Power), sehingga effort (usaha) dan semangat serta kecepatan berbanding lurus dengan apa yang akan dicapai dan dampak yang akan terjadi.
“Saya ingin setiap menit, setiap jam kita Insya Allah memberikan kesempatan bagi kita mendapatkan momentum. Mungkin momentum itu inspirasi, mungkin momentum itu gagasan, mungkin momentum itu adalah kepercayaan yang kemudian bangkit bersama. Karena hidup adalah momentum,” katanya.
Dalam Rakerda yang diadakan selama dua hari ini, ada 16 poin target program yang dibahas, yakni penataan transportasi dan angkutan kota untuk Bogor semakin lancar, penyelesaian Jembatan Otista, Revitalisasi pasar, penataan kawasan, Jembatan Merah, penataan Air Mancur, Penataan Alun-alun Empang, pembinaan terhadap Anak jalanan, PMKS dan ODGJ, penyelesaian Bale Ageung Batutulis, Realisasi Bogor City Gallery dan Library, rencana perluasan RSUD, Kampung santri sekolah satu atap, relokasi rumah rawan bencana dan sentra kuliner.
Untuk menyemangati semua dalam mengejar momentum mencapai target capaian Bima Arya pun memberikan teriakan ‘Final Push’ yang kemudian dijawab oleh peserta Rakerda ‘Yes, We Can!’.
Mengenai penataan angkutan kota dan transportasi untuk memperlancar Kota Bogor semua sudah ada perencanaanya.
Bima Arya meminta juga ketika jembatan Otista selesai dibangun, titik-titik yang menjadi hambatan harus clear agar ruas jalan di Kota Bogor lancar.
Terkait revitalisasi pasar, Bima Arya meminta kepada Dirut Perumda Pasar Pakuan Jaya beserta jajaran, dinas terkait, camat dan lurah fokus untuk menuntaskan penataan pasar.
Mengenai penataan kawasan ada beberapa titik yang menjadi fokus utama, selain di titik lainnya juga terus dilakukan penataan, diantaranya kawasan Pasar Bogor dan Suryakencana, Jalan Nyi Raja Permas, Jalan Sawo Jajar, Jalan Dewi Sartika, Jalan Kapten Muslihat – Jembatan Merah – Jalan Veteran – Pasar Tumpah Devris.
Selanjutnya adalah penataan Air Mancur, dan Alun-alun Empang.
Mengenai permasalahan PMKS, Anjal, ODGJ Bima Arya menyampaikan bukan soal estetika, namun tentang humanisme dan manusiawi.
“Setelah Januari saya masih lihat di emperan seperti ini rasanya nggak tuntas pekerjaan saya. Saya ingin rumah singgah ini diseriusi. Rumah singgah yang benar-benar nyaman,” katanya.
Untuk penataan Bale Ageung, Bima Arya meminta agar perencanaan dilakukan secara detail.
Mengenai layanan kesehatan Bima Arya meminta agar pelayanan kesehatan juga didekatkan kepada wilayah.
Ia bercerita ketika negara-negara lain mengalami keterbatasan pelayanan kesehatan saat Pandemi Covid-19, Berlin mengalami surplus pelayanan kesehatan karena banyaknya layanan kesehatan, seperti puskesmas yang memadai di wilayah-wilayah.
Sehingga di Kota Bogor juga perlu perencanaan untuk membuat puskesmas di setiap kelurahan dengan fasilitas lengkap rawat inap sehingga memudahkan masyarakat mengakses pelayanan kesehatan ketika butuh perawatan kesehatan.
“Itu semua momentum kita di 224 hari, itulah yang akan kita ikhtiarkan, yang akan kita prioritaskan bersama yang lain-lain. Dan yang terakhir saya ingin menyampaikan kepada semua, semua itu harus kita kerjakan dengan niat yang baik dengan cara yang baik, jadi saya enggak mau ada yang dilanggar. Ikhtiar to the max tapi jangan sampai membebani masa depan. Saya ingin menutup ikhtiar di Bogor ini dengan khusnul khotimah, tidak ada sedikitpun persoalan. Saya ingin clean and clear. Yang akan kita tinggalkan di Kota Bogor adalah keberkahan bukan persoalan,” jelasnya. (Adenan M)