11/10/2024
IMG-20230904-WA0031
Like
Like Love Haha Wow Sad Angry

Klikpos.net/Bogor – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor menggelar Koordinasi Lintas Program dan Lintas Sektor Screening TBC dan Sosialisasi  Aksi Geulis (Akselerasi Gerakan Eliminasi Tuberkulosis) di Paseban Sri Baduga, Balai Kota Bogor, Senin (4/9/2023).

Aksi Geulis merupakan inovasi dari Dinkes Kota Bogor. Gerakan ini dilakukan bersama dengan stakeholder mulai dari Puskesmas, Kelurahan, Kecamatan dan OPD terkait dengan memanfaatkan informasi berupa aplikasi pemetaan Tuberkulosis guna membantu pelacakan dan pemantauan TBC.

“Alhamdulillah Aksi Geulis baru saja mendapatkan penghargaan di ajang Indonesia  Tuberculosis International Meeting (INA-TIME) 2023,” ujar Kepala Dinkes Kota Bogor, Sri Nowo Retno.

Retno sapaan akrabnya mengatakan, sosialisasi Aksi Geulis ini digelar sebagai upaya menekan angka kasus TB di Kota Bogor yang pada 2022 naik menjadi 200 persen dan kasus TB anak naik menjadi 300 persen. Terdapat lima inovasi yang terdapat pada Aksi Geulis.

Pertama, membuat Rencana Aksi Daerah (RAD) TBC Kota Bogor ini salah satu strategi dan wujud komitmen dari Pemkot Bogor. Kedua, membentuk tim percepatan eliminasi TBC dari lintas sektor, lintas program dan fasyankes. Ketiga, membuat aplikasi si Geulis.

“Aplikasi ini memetakan penderita Tuberkulosis dalam hal pelacakan, pemantauan dan faktor risiko. Keempat, mengaktifkan RW siaga dan kelima, menyediakan RS rujukan TB resisten obat yakni RSUD Kota Bogor,” jelasnya.

Ia melanjutkan, banyak perubahan yang terjadi setelah intervensi dengan proyek perubahan Aksi Geulis di Kota Bogor yang dapat memberikan kontribusi langsung terhadap reformasi birokrasi tematik. Mulai dari menurunkan risiko penularan kasus TBC sensitive obat maupun TBC resisten obat, menurun risiko stunting pada anak balita, efisiensi waktu dan biaya rujukan dan efisiensi biaya pengelolaan program.

Baca Juga:  Iwan Setiawan Apresiasi Semua Pihak Sukseskan Pilkades Serentak Gelombang II

“Aksi Geulis memudahkan pelacakan kontak, melakukan pemantauan dan mengetahui data penderita pasien TB di setiap wilayah alias berdasarkan zonasi, bisa diakses secara real time dan bisa dilakukan intervensi langsung kepada pasien,” katanya. (Adenan M)