Klikpos.net (Jakarta)-Sarasehan Nasional ke 5 Gereja Pemulihan Firman (GPF) yang berlangsung di Wisma Samadi Jakarta dari 18-20 Februari 2020, berlangsung penuh kedamaian dan keakraban.
Dalam sambutannya Ketua Umum Jakoeb Soelistiyo menyebutkan tanpa terasa, sejak diresmikan oleh Pembimas Kemenag RI Propinsi Jawa Tengah Marihot M Gultom tanggal 11 Agustus 2015, GPF terus berkembang hingga ke Malaysia direncanakan utk eksis Anerika Serikat dalam menyadarkan umat Nasrani Indonesia yang menggunakan Kitab Suci berbahasa Indonesia agar tidak menyebut nama sesembahan umat Islam karena terbukti telah menimbulkan kecurigaan antarumat beragama.
“Umat Nasrani punya nama sesembahan sendiri yakni bernama Yahweh sebagai pencipta alam semesta dan Yeshua HaMashiakh WeRuakh HaQodes. Melalui sarasehan kelima ini diharapkan jemaat dan pejabat GPF dapat hidup dengan baik dan kontekstual terhadap orang lain,” ujar Jakoeb.
Ketua Panitia, Priskila Joenita menyebutkan sarasehan yang mengangkat tema “Tidak Kompromi Tapi Tidak Radikal” ini diikuti para pejabat perwakilan gereja lokal GPF se Indonesia dan luar negeri.
Suasana kebersamaan para peserta Sarasehan Nasional ke 5 GPF di Jakarta, 18-20 Februari 2020 (Foto:Ade).
Gemb. Jiwan dari GPF Juwangi Boyolali menyebutkan ada kebersamaan yang luar biasa dalam kegiatan sarasehan tetsebut.
“Selama empat hari di Jakarta ini ada Sukacita,” ujarnya.
Sementara itu Gemb. David Jahamad Zam-Zam, delegasi dari Malaysia menyebutkan sarasehan berlangsung luar biasa dan penuh kemesraan.
“Ada hari saling memberi,” ujarnya.
Para peserta sarasehan tengah melakukan senam (Foto:Ade).
Selain membahas berbagai hal, Sarasehan Nasional ke 5 GPF juga diisi dengan berbagai kegiatan di antaranya: ibadah, api unggun, teleconference, olahraga bahkan juga diwarnai pembagian doorprize. Olahraga senam yang dipimpin Gemd. Ezra Purba diikuti oleh semua peserta dengan sangat antusias.
Sarasehan Nasional ke 5 GPF ditutup dengan berbagai hasil positif yang nantinya akan dilaksanakan di perwakilan masing-masing. (Adenan M)